Aditya Bagus Arfan. |
infosepakbola168 - Tiga pecatur amatir duduk berdampingan. Mereka menghadapi satu anak berusia 11 tahun. Tapi, yang mereka hadapi bukan bocah sembarangan, melainkan pecatur dengan gelar candidate master.
Dia adalah Aditya Bagus Arfan. Adit, panggilan karibnya, menantang dua pria dewasa dari perusahaan United Tractors dan satu wartawan untuk uji kemampuan catur di kawasan SCBD, Jakarta, Selaa (27/2/2018). Tak sampai 15 menit, Adit berhasil mengalahkan ketiganya.
Kemenangan itu cuma sebagian kecil dari pertunjukan bakat besar Adit. Dia sebelumnya telah meraih prestasi di panggung yang lebih besar.
Aditya menjadi runner-up di Kejuaraan Asian School U-13 di China, tahun lalu. Dia juga pernah menjuarai Penang International Challenger U-10 dan Kejuaraan ASEAN U-10 di Malaysia, pada 2016.
Namun, Aditya mencapai prestasi itu melalui sebuah proses yang tak singkat. Anak pertama dari dua bersaudara itu memulai kariernya sejak usia 4,5 tahun.
Kecintaannya kepada olahraga catur muncul saat melihat warga yang bermain catur di pos ronda. Kakeknya yang sedikit punya kemampuan bermain catur akhirnya diminta untuk mengajarinya dan dia pun langsung ketagihan.
"Pertama kali melihat catur rasanya seperti langsung klik. Soalnya serang menyerang begitu, strateginya juga ada. Meski awal-awal sulit sekali untuk mempelajarinya," cerita Aditya.
Seiring berjalannya waktu, Aditya banyak belajar dari berbagai sumber. Tidak hanya dari buku, dia juga kerap otak-atik permainan catur di komputer dan menyaksikan turnamen catur di YouTube.
Ayahnya, Eka Prasaja, yang melihat keseriusan anaknya, membawa sang putra ke sekolah catur Utut Adianto di Bekasi. Di sana Adit kemudian berlatih hingga usia 10 tahun. Dia juga mengikuti sejumlah turnamen catur dari level bawah sampai tingkat nasional.
"Awal-awal saya kalahan terus. Tapi kemudian saya belajar terus sampai akhirnya bisa mememangi beberapa turnamen," katanya.
Aditya mengatakan, turnamen yang paling berkesan baginya adalah saat tampil di Olimpiade Children of Asia kelompok usia 16 tahun 2016. Kala itu, dia menjadi atlet termuda di usia 9 tahun.
"Di sana saya kalah terus tapi saya senang karena dapat ilmu dan pengalaman. Selain itu, ayah juga bilang jika saya harus terus semangat walau kalah," ungkap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar